Sontak saya melakukan sujud syukur. Tanpa terasa, beberapa butir air mata meleleh di pipi
yang halus ini. Kebahagiaan itu begitu besar, seakan Timnas Sepakbola Indonesia
berhasil memenangkan Sea Games 2011 melawan Malaysia.
Itulah yang
terjadi, setelah goncangan kejiwaan yang begitu dalam saat sang kompie tercinta
mendadak eror. Kenapa begitu?
Untuk
diketahui, gue memasang dua buah hardisk SATA di dalam CPU. Hardisk pertama
merk Hitachi (primer, 80 Gb), yang gue format menjadi dua partisi masing-masing
40 Gb. Partisi pertama (C) untuk sistem Windows 7. Partisi kedua (D) untuk
data, games, dan lain-lain. Sedangkan hardisk kedua merk Western Digital atau
WD (secondary, 160 Gb), satu partisi (E). Hardisk inilah yang paling penting,
karena isinya hasil download gue sejak tahun 2003, berupa musik, film,
dokumentasi pribadi, foto-foto kenangan, dan sebagainya. Selain itu, gue juga
memindahkan default instalation folder (program file) ke partisi ini, karena
lokasi default (C) sudah penuh. Selain dua hardisk diatas, gue juga memasang
dua hardisk eksternal yang senantiasa colok, masing-masing berkapasitas 40 Gb
dan 250 Gb. Merknya dua-duanya gue lupa.
Semua
kekisruhan ini berawal dari tindakan preventif gue, melakukan pengecakan
kondisi hardisk dengan menggunakan Software Tune Up Utilities 2012. Saat itu
gue melakukan defragmented hardisk, karena si Tune Up bilang kalo
hardisk gue membutuhkan tindakan defragment mendesak. Alhasil, gue lakukanlah
perintah sang software terkenal ini. Tidak ada kejanggalan hingga proses
selesai. Saat itu gue sedang nonton film Transformers bersama ponakan
gue, saat kompie gue mulai hang (cursor beku, tidak bisa melakukan perintah
apapun). Gue tekan ctrl + alt + del, namun tidak ada reaksi. Akhirnya gue
paksakan melakukan restart via CPU. Disinilah keanehan mulai terjadi.
Saat kompie
gue restart, dia melakukan booting yang jauh lebih lama dari biasanya. Setelah
sabar menunggu, akhirnya dia masuk ke windows. Namun di halaman windows, cursor
kembali beku. Gue tekan lagi tombol restart, namun dia malah gagal booting. Gue
mulai panik, keringat mulai bercucuran. Gue restart lagi, namun saat mode awal,
hardisk WD gue terbaca sebagai BzBzBzbZbZ. Gue menelan ludah. Apakah gue harus
kehilangan hasil keringat download gue sejak tahun 2003?
Ini sangat
mengecewakan, karena beberapa hari sebelumnya gue udah melakukan make over
terhadap si kompie. Mouse dan keyboard konvensional, gue ganti dengan yang
wireless. Monitor tabung, gue ganti dengan SAMSUNG LCD 17” square. Bahkan gue
juga membeli stick Playstation + Converter to PC yang wireless! Kata ponakan
gue, CPU nya mungkin iri karena yang lain diganti, kenapa dia tidak. Hmm..
Mungkin saja sih.
Gue mencoba
tenang. Dengan membakar rokok dan meracik kopi, mungkin itu akan memberikan
pencerahan. Gue cabut hardisk WD, dan membiarkan Hitachi booting sendirian. Gue
berpikir, mungkin saja Power Supply (PSU) gue sudah mulai lemah. Maklum, merk
iCute 230 volt yang gue beli tahun 2010 sepertinya bukan PSU super power.
Apalagi selain 2 hardisk internal dan 2 hardisk eksternal diatas, gue juga
memasang VGA NVIDIA GeForce 8400 GS, LAN Card, dan Fire Wire Card. Tapi gue
berpikir lagi, harga PSU yang bagus lumayan mahal. Gue harus jadikan itu solusi
terakhir, dengan mencari tahu masalah sebenarnya hingga benar-benar tuntas.
Gue pasang
lagi si WD, dengan menukar posisi port kabel SATA di motherboard. Namun tetap
dengan Hitachi sebagai primer dan WD sebagai secondary. Si hardisk terbaca
dengan baik di BIOS, namun tetap tidak terbaca di explorer Windows 7. Gue check
di fasilitas disk management, dia masih terdeteksi. Namun status hardisk WD gue
terbaca sebagai dynamic.
Kutak katik
katrok, semua tidak ada hasilnya. Semua kabel SATA di dalam CPU gue ganti dengan
yang harganya lebih mahal, namun hasilnya tetap nihil. Si kompie tetap ngambek.
Dengan
program HD Tune gue melakukan check hardisk, dan hasilnya
hardisk gue dalam kondisi baik. Tidak ada bad sector di dalamnya. Gue yakin
data gue belum hilang. Artikelnya ada disini :
http://bad-sector1.blogspot.com/
Gue coba
melakukan backup dengan program Stellar Phoenix Data Recovery (ini
program terbaik untuk recover data, menurut gue). Data gue terbaca dengan baik,
namun sayangnya gue tidak punya media yang cukup besar untuk menampung
data-data di hardisk gue yang jumlahnya sekitar 200 Gb.
Akhirnya gue
mencoba download ISO Linux Puppy live CD (ukurannya sangat
kecil) lalu membakarnya menjadi sebuah CD autorun dengan Ashampoo
Burning Studio 10. Link Puppy Linux ada disini :
http://puppylinux.org/main/Overview%20and%20Getting%20Started.htm
Setelah
booting melalui Linux Puppy live CD, ternyata partisi dari hardisk WD gue
terbaca dengan baik lengkap dengan data-datanya. Berarti hardisk gue dalam
kondisi baik, hanya saja partisinya tidak terbaca di Windows 7.
Kembali ke
mode Windows 7, gue lalu mencoba software Easus Partition Recovery,
dengan harapan software tersebut mampu mengembalikan satus partisi gue menjadi
terbaca di windows. Install, kemudian gue jalankan programnya. Ternyata
software ini hanya mampu melakukan recover untuk partisi dengan status basic,
sedangkan partisi gue yang hilang itu statusnya dynamic. Artikelnya ada disini
:
http://dash-newsbreaker.blogspot.com/2011/06/recovery-partisi-dengan-easus-partition.html
So, apakah
faktor status hardisk dynamic gue menjadi penyebab kekacauan ini? Dan jika gue
merubah statusnya menjadi basic, apakah data-data didalamnya aman?
Pertanyaan-pertanyaan liar berkecamuk di pikiran gue.
Gue coba
browsing, dan menemukan artikel ini :
http://tambelan.blogspot.com/2011/05/solusi-hardisk-drive-hilang-dynamic.html
Ternyata untuk
merubah status hardisk dari dynamic menjadi basic, software yang diperlukan
adalah Dynamic Disk Converter (DDC) Pro. Hebatnya, program ini
mampu menjamin bahwa data-data didalamnya tidak akan hilang! Gue mulai
tercerahkan. Gue coba download, instal, dan uppss.. Ada pesan eror bahwa kompie
gue tidak bisa menginstal program itu! Stres gue. Saat itu secara tidak sadar
ternyata sudah pukul 04.00 pagi. Tandanya gue tidak tidur seharian! Gue harus
tidur saat itu juga, demi kesehatan.
Jam setengah
sebelas gue baru bangun, dan langsung menyalakan kompie. Sebelumnya tentu saja
tidak lupa gue menyeduh kopi dan membakar rokok. Tanpa basa-basi, gue langsung
membuka kembali DDC Pro, dan JRENG.. program ini berjalan dengan baik. Ternyata
kita hanya perlu restart sebelum memakai program ini (sial!).
Gue jalankan
program ini, dan mengikuti petunjuk di dalamnya. Berdasarkan artikel diatas,
setelah kita merubah status partisi dari dynamic menjadi basic, maka otomatis
partisi kita akan muncul di windows explorer.
Gue eksekusi,
dan dengan harap-harap cemas, gue lakukan restart untuk mengaplikasikan
perubahan status partisi, sekaligus memunculkannya di windows explorer.
Restart, kompie
booting, lalu masuk ke windows. Gue langsung menekan shortkey logo windows + E
untuk membuka explorer. Dan hasilnya.. partisi tetap tidak muncul.
Jam 14.00.
Kecewa, gue memutuskan untuk mandi lalu Sholat Dzuhur, sekaligus berdoa kepada
Allah agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan masalah yang berat ini. Gue
yakin, Allah tidak akan memberikan cobaan yang tidak bisa diselesaikan umatnya.
Selesai Sholat, gue segera beranjak menuju kompie dan menyalakannya lagi.
Dengan
mengucap Bismillahirahmanirahim, gue memulai lagi tantangan besar ini..
Gue berpikir,
partisi gue sudah menjadi basic, tapi kenapa masih belum muncul di explorer?
Tiba-tiba ingatan gue kembali kepada fungsi dan kegunaan program Easus
Partition Recovery, yang hanya bisa merecover partisi dengan status basic.
Bukankah partisi gue kini sudah menjadi basic?
Segera gue
jalankan program itu, dan benar saja, ternyata partisi yang hilang itu terbaca
oleh program ini. Gue segera melakukan proses recover, dan dalam waktu beberapa
saat partisi itu telah kembali muncul. Bahkan labelnya terbaca dengan baik.
Alhamdulilahirabilalamin..
Setelah
memastikan semua data telah kembali, kini ada sedikit hal yang mengganjal.
Drive letter partisi menjadi ngaco. Gue kurang suka jika letter hardisk berada
setelah letter DVD Rom. Untungnya gue punya solusi untuk merubah drive letter
seperti ini. Caranya :
Buka windows
eksplorer –> klik kanan My Computer –> pilih manage –> pilih Storage
–> Disk Management –> klik kanan pada drive yang ingin kita rubah
letternya –> pilih Change Drive Letter and Paths –> ganti drive letternya
–> siapkan bantal di lantai –> banting mouse (karena bahagia) ke lantai.
Akhirnya hasil
download gue selama bertahun-tahun itu (masih) bisa terselamatkan.
Kesimpulan
dari pengalaman gila gue ini :
“Jangan lupa
Sholat sebelum membetulkan komputer”
Salam Rock n’
Roll!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar