welcome to in My blog

"Selamat datang di blog MUCHSINIL HAQ, Semoga blog ini dapat memberikan andapengetahuan baru"

Sabtu, 14 Januari 2012

Pengalaman Mengembalikan Partisi Hardisk Yang Tidak Terbaca di Windows 7


Sontak saya melakukan sujud syukur. Tanpa terasa, beberapa butir air mata meleleh di pipi yang halus ini. Kebahagiaan itu begitu besar, seakan Timnas Sepakbola Indonesia berhasil memenangkan Sea Games 2011 melawan Malaysia.
Itulah yang terjadi, setelah goncangan kejiwaan yang begitu dalam saat sang kompie tercinta mendadak eror. Kenapa begitu?

Untuk diketahui, gue memasang dua buah hardisk SATA di dalam CPU. Hardisk pertama merk Hitachi (primer, 80 Gb), yang gue format menjadi dua partisi masing-masing 40 Gb. Partisi pertama (C) untuk sistem Windows 7. Partisi kedua (D) untuk data, games, dan lain-lain. Sedangkan hardisk kedua merk Western Digital atau WD (secondary, 160 Gb), satu partisi (E). Hardisk inilah yang paling penting, karena isinya hasil download gue sejak tahun 2003, berupa musik, film, dokumentasi pribadi, foto-foto kenangan, dan sebagainya. Selain itu, gue juga memindahkan default instalation folder (program file) ke partisi ini, karena lokasi default (C) sudah penuh. Selain dua hardisk diatas, gue juga memasang dua hardisk eksternal yang senantiasa colok, masing-masing berkapasitas 40 Gb dan 250 Gb. Merknya dua-duanya gue lupa.
Semua kekisruhan ini berawal dari tindakan preventif gue, melakukan pengecakan kondisi hardisk dengan menggunakan Software Tune Up Utilities 2012. Saat itu gue melakukan defragmented hardisk, karena si Tune Up bilang kalo hardisk gue membutuhkan tindakan defragment mendesak. Alhasil, gue lakukanlah perintah sang software terkenal ini. Tidak ada kejanggalan hingga proses selesai.  Saat itu gue sedang nonton film Transformers bersama ponakan gue, saat kompie gue mulai hang (cursor beku, tidak bisa melakukan perintah apapun). Gue tekan ctrl + alt + del, namun tidak ada reaksi. Akhirnya gue paksakan melakukan restart via CPU. Disinilah keanehan mulai terjadi.
Saat kompie gue restart, dia melakukan booting yang jauh lebih lama dari biasanya. Setelah sabar menunggu, akhirnya dia masuk ke windows. Namun di halaman windows, cursor kembali beku. Gue tekan lagi tombol restart, namun dia malah gagal booting. Gue mulai panik, keringat mulai bercucuran. Gue restart lagi, namun saat mode awal, hardisk WD gue terbaca sebagai BzBzBzbZbZ. Gue menelan ludah. Apakah gue harus kehilangan hasil keringat download gue sejak tahun 2003?
Ini sangat mengecewakan, karena beberapa hari sebelumnya gue udah melakukan make over terhadap si kompie. Mouse dan keyboard konvensional, gue ganti dengan yang wireless. Monitor tabung, gue ganti dengan SAMSUNG LCD 17” square. Bahkan gue juga membeli stick Playstation + Converter to PC yang wireless! Kata ponakan gue, CPU nya mungkin iri karena yang lain diganti, kenapa dia tidak. Hmm.. Mungkin saja sih.
Gue mencoba tenang. Dengan membakar rokok dan meracik kopi, mungkin itu akan memberikan pencerahan. Gue cabut hardisk WD, dan membiarkan Hitachi booting sendirian. Gue berpikir, mungkin saja Power Supply (PSU) gue sudah mulai lemah. Maklum, merk iCute 230 volt yang gue beli tahun 2010 sepertinya bukan PSU super power. Apalagi selain 2 hardisk internal dan 2 hardisk eksternal diatas, gue juga memasang VGA NVIDIA GeForce 8400 GS, LAN Card, dan Fire Wire Card. Tapi gue berpikir lagi, harga PSU yang bagus lumayan mahal. Gue harus jadikan itu solusi terakhir, dengan mencari tahu masalah sebenarnya hingga benar-benar tuntas.
Gue pasang lagi si WD, dengan menukar posisi port kabel SATA di motherboard. Namun tetap dengan Hitachi sebagai primer dan WD sebagai secondary. Si hardisk terbaca dengan baik di BIOS, namun tetap tidak terbaca di explorer Windows 7. Gue check di fasilitas disk management, dia masih terdeteksi. Namun status hardisk WD gue terbaca sebagai dynamic.
Kutak katik katrok, semua tidak ada hasilnya. Semua kabel SATA di dalam CPU gue ganti dengan yang harganya lebih mahal, namun hasilnya tetap nihil. Si kompie tetap ngambek.
Dengan program HD Tune gue melakukan check hardisk, dan hasilnya hardisk gue dalam kondisi baik. Tidak ada bad sector di dalamnya. Gue yakin data gue belum hilang. Artikelnya ada disini :
http://bad-sector1.blogspot.com/
Gue coba melakukan backup dengan program Stellar Phoenix Data Recovery (ini program terbaik untuk recover data, menurut gue). Data gue terbaca dengan baik, namun sayangnya gue tidak punya media yang cukup besar untuk menampung data-data di hardisk gue yang jumlahnya sekitar 200 Gb.
Akhirnya gue mencoba download ISO Linux Puppy live CD (ukurannya sangat kecil) lalu membakarnya menjadi sebuah CD autorun dengan Ashampoo Burning Studio 10. Link Puppy Linux ada disini :
http://puppylinux.org/main/Overview%20and%20Getting%20Started.htm
Setelah booting melalui Linux Puppy live CD, ternyata partisi dari hardisk WD gue terbaca dengan baik lengkap dengan data-datanya. Berarti hardisk gue dalam kondisi baik, hanya saja partisinya tidak terbaca di Windows 7.
Kembali ke mode Windows 7, gue lalu mencoba software Easus Partition Recovery, dengan harapan software tersebut mampu mengembalikan satus partisi gue menjadi terbaca di windows. Install, kemudian gue jalankan programnya. Ternyata software ini hanya mampu melakukan recover untuk partisi dengan status basic, sedangkan partisi gue yang hilang itu statusnya dynamic. Artikelnya ada disini :
http://dash-newsbreaker.blogspot.com/2011/06/recovery-partisi-dengan-easus-partition.html
So, apakah faktor status hardisk dynamic gue menjadi penyebab kekacauan ini? Dan jika gue merubah statusnya menjadi basic, apakah data-data didalamnya aman? Pertanyaan-pertanyaan liar berkecamuk di pikiran gue.
Gue coba browsing, dan menemukan artikel ini :
http://tambelan.blogspot.com/2011/05/solusi-hardisk-drive-hilang-dynamic.html
Ternyata untuk merubah status hardisk dari dynamic menjadi basic, software yang diperlukan adalah Dynamic Disk Converter (DDC) Pro. Hebatnya, program ini mampu menjamin bahwa data-data didalamnya tidak akan hilang! Gue mulai tercerahkan. Gue coba download, instal, dan uppss.. Ada pesan eror bahwa kompie gue tidak bisa menginstal program itu! Stres gue. Saat itu secara tidak sadar ternyata sudah pukul 04.00 pagi. Tandanya gue tidak tidur seharian! Gue harus tidur saat itu juga, demi kesehatan.
Jam setengah sebelas gue baru bangun, dan langsung menyalakan kompie. Sebelumnya tentu saja tidak lupa gue menyeduh kopi dan membakar rokok. Tanpa basa-basi, gue langsung membuka kembali DDC Pro, dan JRENG.. program ini berjalan dengan baik. Ternyata kita hanya perlu restart sebelum memakai program ini (sial!).
Gue jalankan program ini, dan mengikuti petunjuk di dalamnya. Berdasarkan artikel diatas, setelah kita merubah status partisi dari dynamic menjadi basic, maka otomatis partisi kita akan muncul di windows explorer.
Gue eksekusi, dan dengan harap-harap cemas, gue lakukan restart untuk mengaplikasikan perubahan status partisi, sekaligus memunculkannya di windows explorer.
Restart, kompie booting, lalu masuk ke windows. Gue langsung menekan shortkey logo windows + E untuk membuka explorer. Dan hasilnya.. partisi tetap tidak muncul. :(
Jam 14.00. Kecewa, gue memutuskan untuk mandi lalu Sholat Dzuhur, sekaligus berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan dalam menyelesaikan masalah yang berat ini. Gue yakin, Allah tidak akan memberikan cobaan yang tidak bisa diselesaikan umatnya. Selesai Sholat, gue segera beranjak menuju kompie dan menyalakannya lagi.
Dengan mengucap Bismillahirahmanirahim, gue memulai lagi tantangan besar ini..
Gue berpikir, partisi gue sudah menjadi basic, tapi kenapa masih belum muncul di explorer? Tiba-tiba ingatan gue kembali kepada fungsi dan kegunaan program Easus Partition Recovery, yang hanya bisa merecover partisi dengan status basic. Bukankah partisi gue kini sudah menjadi basic?
Segera gue jalankan program itu, dan benar saja, ternyata partisi yang hilang itu terbaca oleh program ini. Gue segera melakukan proses recover, dan dalam waktu beberapa saat partisi itu telah kembali muncul. Bahkan labelnya terbaca dengan baik.
Alhamdulilahirabilalamin..
Setelah memastikan semua data telah kembali, kini ada sedikit hal yang mengganjal. Drive letter partisi menjadi ngaco. Gue kurang suka jika letter hardisk berada setelah letter DVD Rom. Untungnya gue punya solusi untuk merubah drive letter seperti ini. Caranya :
Buka windows eksplorer –> klik kanan My Computer –> pilih manage –> pilih Storage –> Disk Management –> klik kanan pada drive yang ingin kita rubah letternya –> pilih Change Drive Letter and Paths –> ganti drive letternya –> siapkan bantal di lantai –> banting mouse (karena bahagia) ke lantai.
Akhirnya hasil download gue selama bertahun-tahun itu (masih) bisa terselamatkan.
Kesimpulan dari pengalaman gila gue ini :
“Jangan lupa Sholat sebelum membetulkan komputer”
Salam Rock n’ Roll!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar